Dalam pertandingan olahraga dikenal istilah Fair Play yang dapat diartikan bermain dengan jujur dan adil. Dalam pertandingan olahraga hendaknya setiap pemain menampilkan permainan fair play. Bermain dengan fair play yaitu bermain dengan jujur, menghormati hukum permainan, menghormati lawan, menghormati wasit, menghormati penonton, dan bermain untuk menang namun dapat menerima kekalahan dengan bermartabat.
Dalam pertandingan olahraga hendaknya tidak hanya pemain saja yang bertindak fair play, tapi wasit juga dituntut memimpin pertandingan secara adil serta tidak memihak salah satu tim. Penonton juga dituntut untuk menjadi penonton yang fair play, artinya jadilah penonton yang baik, yang tidak mengganggu pemain dengan cara-cara yang dapat merugikan pemain misalnya menggangu pemain sepak bola dengan menggunakan laser, atau melemparkan benda-benda yang dapat menggangu dan merugikan pemain sehingga pemain tidak dapat memaksimalkan kemampuannya.
Bermain fair play juga dapat diartikan bermain dengan mengedepankan moral permainan. Dalam etika, konsep fair play melibatkan memperlakukan semua orang sama dan tidak memihak. 'Fair play' biasanya dipahami hanya menggunakan taktik yang sesuai dengan semangat olahraga.
Beberapa pemain kadang menggunakan taktik seperti mengganggu lawan, atau keliru tingkat keterampilan mereka sendiri untuk membuat lawan berlebihan atau meremehkan mereka untuk mendapatkan keuntungan ekstra dalam olahraga mereka.
Praktek ini dikenal sebagai gamesmanship dan, sementara biasanya tidak bertentangan dengan aturan eksplisit olahraga, beberapa orang berpendapat bahwa itu adalah praktek etika. Misalnya dalam permainan sepak bola seorang pemain berpura-pura jatuh dalam kotak penalti yang tujuannya untuk mendapatkan hadiah tendangan penalti. Taktik seperti ini dapat menjadi bumerang dalam pertandingan sepak bola. Jika dalam suatu pertandingan terdapat pemain yang melakukan hal seperti ini, hendaknya wasit segera mengambil tidakan tegas demi tegaknya permainan yang fair play.
Dalam pertandingan olahraga hendaknya tidak hanya pemain saja yang bertindak fair play, tapi wasit juga dituntut memimpin pertandingan secara adil serta tidak memihak salah satu tim. Penonton juga dituntut untuk menjadi penonton yang fair play, artinya jadilah penonton yang baik, yang tidak mengganggu pemain dengan cara-cara yang dapat merugikan pemain misalnya menggangu pemain sepak bola dengan menggunakan laser, atau melemparkan benda-benda yang dapat menggangu dan merugikan pemain sehingga pemain tidak dapat memaksimalkan kemampuannya.
Bermain fair play juga dapat diartikan bermain dengan mengedepankan moral permainan. Dalam etika, konsep fair play melibatkan memperlakukan semua orang sama dan tidak memihak. 'Fair play' biasanya dipahami hanya menggunakan taktik yang sesuai dengan semangat olahraga.
Beberapa pemain kadang menggunakan taktik seperti mengganggu lawan, atau keliru tingkat keterampilan mereka sendiri untuk membuat lawan berlebihan atau meremehkan mereka untuk mendapatkan keuntungan ekstra dalam olahraga mereka.
Praktek ini dikenal sebagai gamesmanship dan, sementara biasanya tidak bertentangan dengan aturan eksplisit olahraga, beberapa orang berpendapat bahwa itu adalah praktek etika. Misalnya dalam permainan sepak bola seorang pemain berpura-pura jatuh dalam kotak penalti yang tujuannya untuk mendapatkan hadiah tendangan penalti. Taktik seperti ini dapat menjadi bumerang dalam pertandingan sepak bola. Jika dalam suatu pertandingan terdapat pemain yang melakukan hal seperti ini, hendaknya wasit segera mengambil tidakan tegas demi tegaknya permainan yang fair play.
Posting Komentar
Posting Komentar